Assalamualaikum Wr. Wb.
Halo semua. Kali ini saya akan membagi pengalaman mengikuti salah satu acara nasional tahun 2019. Nama acaranya adalah Climate Vlogger yang diadakan oleh Climate Institute (@climate_institute) bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM (@kemenkumhamri) serta Für Die Freiheit (@fnf.indonesia). Acara tersebut merupakan kampanye mengenai perubahan iklim menggunakkan salah satu media yaitu dengan vlog. Acara dihelat dari hari Jumat - Minggu, 25 - 27 Januari 2019 di Hotel Ramada (@ramadasuitessolo). Selama mengikuti acara ini peserta mendapatkan free accomodation atau selama pelaksanaan acara peserta tidak dipungut biaya, namun untuk transportasi ditanggung oleh masing-masing peserta. Oke, langsung saja ya teman.
Alkisah sebelum mengikuti acara ini, saya sudah memngikuti akun instagram dari Climate Institute karena acara yang diadakan kebanyakan gratis. wkwkw... (maklum mahasiswa cari yang gratis-gratis). Acara Climate Vlogger sendiri sudah diadakan dibeberapa kota di indonesia lhoh teman tapi sayang jauh dari rumah, jadi saya mengurungkan niat untuk ikut. Setelah menunggu dan menunggu ternyata Climate Vlogger diadakan di kota Solo. wah, dalam hati sudah senangnya luar biasa ada acara yang gratis dan dekat pula dari rumah. Sayapun memantau info dari awal sampai pamflet resminya keluar. Tidak tanggung-tanggung saya langsung mengajak teman saya yang sedari dulu menemani saya untuk mengharumkan nama Poltekkes Kemenkes Surakarta yaitu saudari Rahma Rizki (@rahmarizkisp) dari D4 Okupasi Terapi. Persyaratannya salah satunya cuma membuat video pendek mengenai perubahan iklim, hanya butuh waktu 3 jam kami membuat dari rancangan sampai upload video di instagram. Alhamdulillah. setelah menunggu 4 hari akhirnya pengumuman peserta lolos muncul di intagram Climate Institute. Alhamdulillah bukan main ternyata kami lolos menjadi peserta. Kemudian dari pengumuman lolos kami selalu berkomunikasi dengan panitia hingga hari H tiba.
Foto ID Pengenal saya dengan suasana bang adhitlan sedang menerangkan materi.
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Hari H pun tiba, kami disambut oleh panitia di ruang pertemuan dan melaksanakan upacara pembukaan dari ke-3 instansi yang telah disebutkan diatas teman. Setelah pembukaan acara langsung dimulai dengan sesi perkenalan berupa games kecil-kecilan. Kemudian selama 3 hari kami mendapatkan materi berupa:
Basic Climate Change dari Frederich Nauman Stiftung. Kita digiring pada sebuah fakta-fakta dan realita di kehidupan sehari-hari mengenai perubahan iklim yang disebabkan oleh bahan yang kita pakai sehari-hari sampai dampak paling signifikan dari karbon dioksida (CO2). Pemaparan tersebut dikemas secara apik dengan desain power point yang elegan dan interaktif;
Resilient City Planning dari Komunitas Kota Kita (@kotakitaorg). Secara tidak langsung kita sebagai warga kota memiliki andil untuk menjaga dan menyeimbangkan wilayah tempat tinggal kita agar keberlangsungan hidup tetap selaras. Peserta diajak lebih dalam menyelami seluk-beluk kota di Indonesia terutama Kota Surakarta mengenai irigasi, sosial, kebencanaan, hingga upaya-upaya yang bisa ditempuh warga untuk menjaga kotanya sendiri. Semakin sadar dan perhatiannya waga mengenai kota tempat tinggalnya maka warga kota yang akan menjadi tangguh dan akan menghasilkan kota yang mandiri;
Foto salah satu slide materi.
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Capturing Still and Moving Image dari Pascal Meliala (@pascalitoos) yang merupakan film maker. materi ini sedikit berat teman, soalnya kita mau tidak mau harus disuguhkan materi yang belum pernah kita cicipi yaitu vlogger. Walaupun materi cukup berat namun dapat disampaikan secara kocak oleh bang Pascal. Kamipun ikut mengalir dalam materi tersebut;
Social Media Activism dari Climate Institute. Nah, materi ini nih yang paling saya antusias mengikutinya karena pembicaranya yaitu mas Adhitlan (@adhitlan) dengan jelas dan gamblang membagi ilmunya pada peserta mengenai dunia media sosial. Ternyata, media sosial sekarang ini tidak hanya sebagai alat komunikasi saja teman namun sekaligus dapat membangun brand diri agar diri kita dapat terlihat profesional (jika sudah bekerja) dan rapi;
Creating Shoot List and Video Editing Technique dari bang Pascal. Kalau materi tersebut lebih ke teknis dalam pengambilan video dan proses editing. Jadi jika tidak praktik langsung akan kesulitan seperti beberapa peserta yang kesulitan mencerna materi namun dengan sedikit diskusi dan tentunya kocak abiss maka pesertapun jadi paham;
Tidak lupa ada challange dari panitia yaitu membuat vlog dan dipresentasikan dihadapan peserta, panitia, dan tentunya bang Pascal.
Foto dadakan hari terakhir sebelum pulang ke tempat masing-masing, dari kiri ke kanan: Dewi, Saya, Rama, Mukhibin, Anjas, bang Pascal, dan mbak Nungky.
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Semua materi tersebut sangatlah berharga dan membuat ilmu saya bertambah mengenai perubahan iklim yang dibalut dengan media vlog serta pengalaman dan relasi yang didapat sangat banyak. Acara ini membuat saya lebih aware terhadap lingkungan terutama dalam penggunaan plastik, walaupun saya telah meminimalisir penggunaan sedotan namun saya masih sering saat membeli sesuatu dan menggunakan kantong plastik. Untuk pertemanan dan relasi jadi bertambah ada teman saya dari Nusa Tenggara Barat, Bandung, Salatiga, dll. So, jika acara ini ada lagi jangan lupa untuk ikutan ya teman karena gratis dan banyak ilmu yang didapat. Alhamdulillah, acara ini dapat membuat almamater saya tersenyum sebelum saya wisuda, insyallah bulan Agustus 2019 jika jadwal tidak berubah. Semoga semua yang saya lakukan ini menjadi amal jariyah di akhirat kelak. Aamiin.
Ingat teman, kita hidup di dunia ini hanya sekali, maka carilah ilmu dan relasi sebanyak-banyaknya karena Allah SWT. Akhirnya tulisan ini dapat saya ketik di blog ini. wkwkw... Semoga bermanfaat. Akhirukallam.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Foto salah satu fasilitas hotel yaitu self service and all you can eat meal.
(Sumber: dokumentasi pribadi)
No comments:
Post a Comment