Stroke

(Sumber Gambar: Bapelkes Krakatau Steel)


A.    A.    Definisi

Cerebrovascular Accident (CVA) atau yang biasa kita kenal dengan istilah stroke merupakan serangan mendadak dari sebuah penurunan neurologis fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam (Wittenauer, R. & Smith L. 2012).

Menurut Kementerian Kesehatan (2018) yang mengacu pada World Health Organization, stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

Menurut Couplad et al (2017) stroke adalah sebuah kejadian tiba-tiba penurunan neurologis fokal tidak kurang dari 24 jam, yang diduga berasal dari vaskuler, dan terbatas pada area otak atau mata yang jaringi oleh arteri tertentu.

B.     Prevalensi

Prevalensi stroke setiap tahun 13,7 juta kasus baru di dunia (World Stroke Organization, 2019). Prevalensi stroke di Indonesia pada tahun 2018 yang didiagnosis dokter pada penduduk usia sama dengan diatas 15 tahun sebesar 10,9% atau diperkirakan sekitar 2.120.362 orang. Provinsi Kalimantan Timur (14,7%) dan DI Yogyakarta (14,6) menduduki peringkat tertinggi prevalensi stroke di Indonesia (Infodatin, 2019).

C.     Etiologi

Berdasarkan American Stroke Association (2021) stroke memiliki beberapa penyebab, diantaranya:

1.      Ischemic stroke

Ischemic stroke terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai ke otak terhambat.

2.      Hemorrhagic stroke

Hemorrhagic stroke terjadi ketika pembuluh darah yang lemah pecah. Terdapat dua tipe pembuluh darah yang lemah yang biasanya menjadi penyebab hemorrhagic stroke yaitu aneurysms dan arteriovenous malformations (AVMs). Penyebab utama hemorrhagic stroke yaitu tidak terkontrolnya rekanan darah.

3.      TIA (Transient Ischemic Attack)

TIA (Transient Ischemic Attack) disebut juga mini-stroke. Mini-stroke disebabkan oleh gumpalan sementara yang serius. TIA merupakan peringatan gejala stroke dan harus ditangani secara serius.

4.      Cryptogenic stroke

Dalam banyak kasus, stroke disebabkan oleh gumpalan/bekuan darah yang menghambat arus darah ke otak. Dalam beberapa kasus, meskipun sudah menjalani tahap pengujian/tes/check-up, namun penyebab stroke tidak dapat diketahui. Maka stroke tersebut dikategorikan pada cryptogenic stroke.

5.      Brain stem stroke

Brain stem stroke merupakan stroke yang terjadi di brain stem, hal tersebut akan bedampak pada kedua sisi tubuh dan dapat membuat seseorang dalam keadaan “lumpuh”. Ketika pasien sudah “lumpuh”, pasien umumnya tidak dapat berbicara atau bergerak di bawah leher.

D.    Gambaran Klinis

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) (2013) gambaran stroke dapat kita deteksi dengan menggunakan alat penilaian “SEGERA KE RS” yaitu:

1.      Senyum yang tidak simetris;

2.      Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-tiba;

3.      Suara yang pelo, parau, atau menghilang;

4.      Kebas/baal;

5.      Rabun/gangguan penglihatan;

6.      Sempoyongan/vertigo/pusing berputar;

E.     Prognosis

Menurut Robertson (2021) Prognosis stroke setiap individu berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis stroke, antara lain kondisi kesehatan, gaya hidup, dan tipe stroke. Kondisi kesehatan individu yang mempengaruhi prognosis stroke antara lain: Diabetes Melitus (DM), jantung, hipertensi, kolesterol. Individu dengan kondisi kesehatan yang memiliki komorbid Diabetes Melitus (DM) lebih lambat proses pemulihan dari pada individu tanpa DM.

Gaya hidup individu mempengaruhi prognosis stroke. Individu perokok, suka minum minuman beralkohol, pemakai narkoba, dan jarang berolah raga adalah contoh gaya hidup yang menghambat proses pemulihan. Juga tipe stroke mempengaruhi proses pemulihan individu. Individu dengan tipe ischemic stroke memiliki prognosis yang lebih baik dari pada hemorrhagic stroke.

Prognosis stroke dapat membaik apabila penanganan stroke tepat pada jam-jam pertama setelah kejadian serangan. Penanganan yang cepat tersebut dapat mengurangi angka kecacatan sebesar 30% (Kemenkes RI, 2013).

F.      Daftar Pustaka

American Stroke Association. (2021). Type of Stroke and Treatment. https://www.stroke.org/en/about-stroke/types-of-stroke. (Diakses pada 13 Juli 2021).

Coupland, A. P., Thapar, A., Qureshi, M. I., Jenkins, H., & Davies, A. H. (2017). The Definition of Stroke. Journal of the Royal Society of Medicine, 110(1). 9-12. DOI: 10.1177/0141076816680121

Infodatin. (2019). Stroke: don’t be the one. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj0hY7-797xAhXOILcAHSAPCiEQFnoECAUQAA&url=https%3A%2F%2Fpusdatin.kemkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-stroke-dont-be-the-one.pdf&usg=AOvVaw2QPHiPOGpQxmbHrI-HGPXp . (Diakses pada 13 Juli 2021).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Apa itu Stroke?. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/apa-itu-stroke. (Diakses pada 8 Juli 2021).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Pedoman Pengendalian Stroke. http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Pedoman-Pengendalian-Stroke.pdf. (Diakses pada 13 Juli 2021).

Robertson, S. (2021). Stroke Prognosis. https://www.news-medical.net/health/Stroke-Prognosis.aspx. (Diakses pada 13 Juli 2021).

Wittenauer, R. & Smith L. (2012). Priority Medicines for Europe and the World “A Public Health Approach to Innovation. https://www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/BP6_6Stroke.pdf. (Diakses pada 8 Juli 2021).

World Stroke Organization. (2019). Global Stroke Fact Sheet 2019. https://www.world-stroke.org/assets/downloads/WSO_Fact-sheet_15.01.2020.pdf. (Diakses pada 12 Juli 2021).

No comments:

Post a Comment