Jurusan Okupasi Terapi (OT) belum dikenal luas oleh masyarakat indonesia bahkan dunia. Terkadang masyarakat awam memahaminya sebagai jurusan tukang pijat karena ada kata terapi, namun hal tersebut tidak tepat. Mahasiswa yang baru masuk Jurusan Okupasi Terapi pun juga tidak tahu apa itu Okupasi Terapi. Tidak seperti saudaranya, Jurusan Fisioterapi lebih familiar dikalangan masyarakat. Hal ini dapat kita maklumi karena Jurusan Okupasi Terapi termasuk jurusan yang baru di Indonesi maupun di dunia. Pertama kali di Indonesia, didirikan pada tahun 1992 di Surakarta.
Sedangkan menurut World Federation of Occupational Therapy mendefinisikan Okupasi Terapi adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan terapi okupasi pada individu yang mengalami kecacatan fisik dan mental yang bersifat sementara atau menetap.
Area kinerja Okupasi Terapi
OT memiliki tiga area kinerja, yakni:
1. Produktivitas/Productivity yang meliputi pengelolaan rumah tangga, sekolah, mengajar, dan lain-lain.
2. Aktivitas sehari-hari/Activity Daily Living (ADL) yang meliputi makan/feeding, mandi/bathing, berhias diri/grooming, dan lain-lain.
3. Pemanfaatan waktu luang/Leisure yang meliputi bermain, menonton film, olahraga, membaca novel, dan lain-lain.
Komponen Area Okupasi Terapi
OT juga memiliki komponen untuk mendukung kinerjanya. Ada beberapa komponen yakni kognitif, motorik, sensorik, dan afektif.
Penyelenggara pendidikan Okupasi Terapi
Di Indonesia, penyelenggara pendidikan Okupasi Terapi hanya ada dua, yakni di Poltekkes Kemenkes Surakarta dan UI Vokasi. Hingga saat ini Poltekkes Kemenkes Surakarta membuka dua program studi, yaitu Diploma 3/D-III dan Diploma 4/D-IV. Sementara di UI Vokasi hanya membuka satu program studi, yaitu Diploma 3/D-III.
Peluang Kerja Okupasi Terapi
Tidak dipungkiri, sebagian mahasiswa memilih jurusan kuliah karena prospek kerja dari lulusan tersebut. Jurusan Okupasi Terapi memiliki prospek kerja yang sangat menjanjikan. Lulusan OT 100% terserap lapangan kerja. Lulusan OT dapat bekerja di Rumah Sakit(RS), Rumah Sakit Jiwa(RSJ), klinik, institusi pendidikan, institusi pemerintahan, yayasan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.
Referensi
Definisi Okupasi Terapi
"Terapi Okupasi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada klien dengan kelainan/kecacatan fisik dan/atau mental yang mempunyai gangguan pada kinerja okupasional, dengan menggunakan aktivitas bermakna (okupasi) untuk mengoptimalkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang". (PERMENKES 76 Tahun 2014, Kementerian Kesehatan)Sedangkan menurut World Federation of Occupational Therapy mendefinisikan Okupasi Terapi adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan terapi okupasi pada individu yang mengalami kecacatan fisik dan mental yang bersifat sementara atau menetap.
Area kinerja Okupasi Terapi
OT memiliki tiga area kinerja, yakni:
1. Produktivitas/Productivity yang meliputi pengelolaan rumah tangga, sekolah, mengajar, dan lain-lain.
2. Aktivitas sehari-hari/Activity Daily Living (ADL) yang meliputi makan/feeding, mandi/bathing, berhias diri/grooming, dan lain-lain.
3. Pemanfaatan waktu luang/Leisure yang meliputi bermain, menonton film, olahraga, membaca novel, dan lain-lain.
Komponen Area Okupasi Terapi
OT juga memiliki komponen untuk mendukung kinerjanya. Ada beberapa komponen yakni kognitif, motorik, sensorik, dan afektif.
Penyelenggara pendidikan Okupasi Terapi
Di Indonesia, penyelenggara pendidikan Okupasi Terapi hanya ada dua, yakni di Poltekkes Kemenkes Surakarta dan UI Vokasi. Hingga saat ini Poltekkes Kemenkes Surakarta membuka dua program studi, yaitu Diploma 3/D-III dan Diploma 4/D-IV. Sementara di UI Vokasi hanya membuka satu program studi, yaitu Diploma 3/D-III.
Peluang Kerja Okupasi Terapi
Tidak dipungkiri, sebagian mahasiswa memilih jurusan kuliah karena prospek kerja dari lulusan tersebut. Jurusan Okupasi Terapi memiliki prospek kerja yang sangat menjanjikan. Lulusan OT 100% terserap lapangan kerja. Lulusan OT dapat bekerja di Rumah Sakit(RS), Rumah Sakit Jiwa(RSJ), klinik, institusi pendidikan, institusi pemerintahan, yayasan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Aro, Septo Pawelas., P., Priyadi Nugraha., dan Yuliastuti, Tri. 2009. Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pelayanan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Okupasi Terapi RS Ortopedi dr. R. Soeharso Surakarta. Surakarta: Media Kesehatan Masyarakat Indones., Vol. 9,No. 1, April 2010
http://ioti.or.id/ (Dilihat pada Hari Jumat, 7 Juli 2017, pukul 20.30 WIB)
http://news.okezone.com/read/2015/01/02/65/1087010/prodi-okupasi-terapi-mampu-hasilkan-lulusan-jutawan (Dilihat pada Hari Jumat, 7 Juli 2017, pukul 23.05 WIB)
http://poltekkes-solo.ac.id/index.php?option=com_content&view=category&id=37&Itemid=70 (Dilihat pada Hari Jumat, 7 Juli 2017, pukul 23.20 WIB)
http://www.ui.ac.id/akademik/program-vokasi/okupasi-terapi.html (Dilihat pada Hari Jumat, 7 Juli 2017, pukul 23.26 WIB)
https://smartforchildren.wordpress.com/ (Diakses pada Hari Jumat, 7 Juli 2017, pukul 23.40 WIB)
No comments:
Post a Comment