Oleh: Muhamad Ibrahim
Akhir-akhir ini sering kita dengar mengenai kasus korupsi alat kesehatan (Alkes) di media masa. Banyak orang yang terkejut dengan berita tersebut. Karena jumlah uang yang dikorupsi cukup fantastis. Tidak berhenti pada itu saja, masih banyak permasalahan yang membuat publik tercengang dan menggelengkan kepala perihal alat kesehatan. Mulai dari Alkes yang tidak terstandar, ilegal, bekas, dan lain sebagainya.
Keberadaan Alkes sangat dibutuhkan bagi pelayanan kesehatan disamping obat-obatan. mendiagnosis dan meringankan penyakit dan mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan merupakan fungsi dari Alkes. Disamping itu, Alkes juga memiliki nilai ekonomis karena nilai jual yang cukup menguntungkan. Apalagi pasar ASEAN cukup menjanjikan, terutama di Indonesia.
Sayangnya Indonesia masih ketergantungan Alkes dari luar negeri. Sekitar 90% produk yang beredar adalah barang impor. Walaupun demikian, 46% produk alkes Indonesia mampu memenuhi kebutuhan alat kesehatan di rumah sakit tipe A. Indonesia mempunyai 211 industri Alkes lokal dan mampu memproduksi berbagai jenis produk berkualitas yang tak kalah dengan impor. Namun, sayangnya produk dalam negeri belum mampu mendominasi pasar yang sangat besar tersebut.
Diperlukan perhatian dan solusi yang jitu untuk menangani ketergantungan alat kesehatan impor. Berbagai cara harus kita lakukan guna terwujudnya indonesia yang mandiri alat kesehatan.
Contohnya pemerintah harus mengeluarkan peraturan mengenai besaran persen dalam pemenuhan alat kesehatan yang ada di rumah sakit, klinik, maupun pusat rehabilitasi. Pemerintah harus berani mengatur persenan tersebut guna membuka pasar industri lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri. Pemerintah juga harus menerbitkan hukuman bagi instansi kesehatan yang tidak menggunakan produk dalam negeri. seperti pemotongan biaya anggaran, pemotongan gaji pegawai, denda, maupun hukuman lain yang kiranya membuat kapok.
Bisa juga pemerintah berkolaborasi membuat program jangka menengah dan panjang untuk beralih ke alat kesehatan lokal. Dan tiap instansi kesehatan yang mempunyai kinerja baik dan menggunakan produk lokal maka akan diberikan reward. Agar kedepannya banyak instansi kesehatan yang ikut serta dalam program ini. Program peralihan alkes impor ke lokal butuh waktu. Mengingat produk impor juga masih digunakan maka, perlu kinerja dari seluruh instansi kesehatan. Agar produk impor tetap digunakan, namun untuk pembelian produk baru harus dari alkes dalam negeri. Sehingga berlahan namun pasti peralihan alkes dari impor ke lokal akan terwujud.
Masyarakat juga harus sadar akan alkes lokal. Karena mayoritas masyarakat masih tidak begitu menghiraukan produk impro ataupun lokal. Bahkan banyak yang bangga dan memilih menggunakan produk alkes impro karena berbagai alasan.
Dibutuhkan kesungguhan dari berbagai pihak untuk turut andil dalam mensukseskan terwujudnya Indonesia mandiri alat kesehatan. Guna menunjukkan pada dunia bahwa indonesia dapat mandiri alkes dan tidak dipandang remeh oleh bangsa asing sebagai bangsa pengguna, bukan bangsa pembuat. Serta untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia itu sendiri