Malam sobat. Malam ini saya akan bercerita ketika saya mendaftar Poltekkes Kemenkes surakarta.
Sejujurnya saya waktu itu tidak terlalu suka dengan jurusan kesehatan. Karena materi yang dihafal buanyak banget dan saat SMA tidak ada bayangan sama sekali ke jurusan kesehatan.
Setelah lulus SMA saya bingung kemana saya akan melanjutkan belajar. Maklum, dulu masih banyak impian yang ingin diraih tapi tidak tahu jalan yang akan menghantarkan. Ditambah saya dulu juga tidak bisa ikut SNMPTN dikarenakan tidak lolos seleksi paralel sekolah. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri/ PTN saya daftari, mulai dari PKN STAN, IAIN Surakarta, UIN Surakarta, hingga Poltekkes Surakarta. Dan saya tidak daftar SBMPTN, sakit hati udah gak lolos SNMPTN.
Singkat cerita saya disarankan orang tua saya ke Poltekkes Surakarta. Mengingat dekatnya jarak kampus dengan rumah dan peluang kerja lebih besar. Waktu itu saya iyakan karena saya sudah lolos di sebuah PTN.. Iseng-iseng saya daftar sendiri dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diinformasikan oleh panitia seleksi. Awalnya saya daftar lewat jalur Penelusuran Minat Dan Prestasi/ PMDP. Pilihan pertama saya jatuh pada Jurusan Jamu. Hah.... jamu? serius?. Iya serius saya, dulu ada kenalan dari poltekkes dan dia jurusannya jamu, jadi saya kepoin dia dan tertariklah saya pada jurusan tersebut.
Saya lengkapi berkas dan isian online, waktu pengumuman tiba, ternyata saya lolos. Setelah saya tahu saya lolos saya senang bercampur bingung. Senang karena ketrima, bingung karena saya juga sudah lolos di PTN lain. Akhirnya saya memilih Poltekkes Kemenkes Surakarta dan merelakan PTN awal tadi.
Masih ada tahapan tes lagi sebelum betul-betul diterima di poltekkes. Yakni tes kesehatan. Tes kesehatannya waktu itu: tinggi badan, berat badan, tes mata, tes buta warna, tensi, tes darah, tes dokter, dan tes urin. Berhubung tes kesehatan waktu itu jalur PMDP tidak banyak antrian, tes berjalan dengan lancar dan cepat.
Menunggu pengumuman tes kesehatan tidak terlalu lama. Selang beberapa hari pengumuman dapat dilihat secara online. Saya pun lolos lagi, Alhamdulillah.
Langkah selanjutnya tinggal membayar biaya UKT/SPP, PPS/ospek, dan seragam. Untuk pembayaran kita mau atau tidak mau harus membayarnya. Diberi waktu hanya seminggu. Kecuali yang biaya PPS, dapat kelonggaran pembayaran lebih lama.
Waktu itu saya baru sempat membayar biaya UKT, orang tua suruh saya ikut lagi jalur uji tulis untuk ke Jurusan Okupasi Terapi. Saya menolak sebetulnya karena saya gak mau lagi belajar untuk pesiapannya. Namun karena diberi informasi sekilas tentang Jurusan Okupasi Terapi dari orang tua akhirnya saya iyakan. Seminggu sebelum penutupan jalur uji tulis Poltekkes Kemenkes Surakarta saya mendaftarakan diri dengan memilih Jurusan OkupasiTerapi. Dengan waktu yang begitu mepet tidak memungkinkan saya untuk belajar. Tes pun saya hanya mengandalkan sisa-sisa belajar materi UN yang masih samar-samar lupa di otak saya. Wkwkwkkk...
Waktu pengumuman tiba dan saya cek di web sipenmaru poltekkes ternyata saya lolos. saya senang sekali karena mungkin ini jalan saya yang ditakdirkan oleh Sang Kholiq. Pasalnya saat saya uji tulis di salah satu PTN saya tidak lolos. Padahal sudah saya niatkan untuk belajar siang dan malam. Tapi kalau bukan takdirnya ya tidak akan bisa masuk.
Lanjut tes kesehatan, saat jalur uji tulis, tes kesehatan diselenggarakan waktu Bulan Ramadhan dan pengalaman banget karena ditusuk jarum lagi, jadi dua kali ditusuk jarum. Strong banget dah... Yang diteskan pun sama seperti saat jalur PMDP. Bedanya jalur uji tulis, tes kesehatannya pesertanya membludak. banyak calon mahasiswa yang ikut tes kesehatan. Bahkan waktu itu sampai antri 2 jam lebih. Ngoyot di sana.
Pengumuman tes kesehatan sama juga seperti jalur PMDP beberapa hari dan dapat dilihat secara online. Saya cek pengumuman milik saya sendiri dan Alhamdulillah saya lolos. Akhirnya di sini yang bikin bimbang banget. Antara lanjut jamu atau okupasi terapi. Soalnya di Jurusan Jamu saya sudah bayar UKT yang lumayan menguras kantong orang tua. Dengan saran orang tua akhirnya saya memilih Jurusan Okupasi Terapi.
Setelah bayar biaya UKT, seragam dan PPS berakhirnya masa pusing milih kuliah kemana. Tinggal menunggu tanggal masuk pertama untuk PPS.
Dan sampai jumpa di Jurusan Okupasi Terapi. :D
Sejujurnya saya waktu itu tidak terlalu suka dengan jurusan kesehatan. Karena materi yang dihafal buanyak banget dan saat SMA tidak ada bayangan sama sekali ke jurusan kesehatan.
Setelah lulus SMA saya bingung kemana saya akan melanjutkan belajar. Maklum, dulu masih banyak impian yang ingin diraih tapi tidak tahu jalan yang akan menghantarkan. Ditambah saya dulu juga tidak bisa ikut SNMPTN dikarenakan tidak lolos seleksi paralel sekolah. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri/ PTN saya daftari, mulai dari PKN STAN, IAIN Surakarta, UIN Surakarta, hingga Poltekkes Surakarta. Dan saya tidak daftar SBMPTN, sakit hati udah gak lolos SNMPTN.
Singkat cerita saya disarankan orang tua saya ke Poltekkes Surakarta. Mengingat dekatnya jarak kampus dengan rumah dan peluang kerja lebih besar. Waktu itu saya iyakan karena saya sudah lolos di sebuah PTN.. Iseng-iseng saya daftar sendiri dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diinformasikan oleh panitia seleksi. Awalnya saya daftar lewat jalur Penelusuran Minat Dan Prestasi/ PMDP. Pilihan pertama saya jatuh pada Jurusan Jamu. Hah.... jamu? serius?. Iya serius saya, dulu ada kenalan dari poltekkes dan dia jurusannya jamu, jadi saya kepoin dia dan tertariklah saya pada jurusan tersebut.
Saya lengkapi berkas dan isian online, waktu pengumuman tiba, ternyata saya lolos. Setelah saya tahu saya lolos saya senang bercampur bingung. Senang karena ketrima, bingung karena saya juga sudah lolos di PTN lain. Akhirnya saya memilih Poltekkes Kemenkes Surakarta dan merelakan PTN awal tadi.
Masih ada tahapan tes lagi sebelum betul-betul diterima di poltekkes. Yakni tes kesehatan. Tes kesehatannya waktu itu: tinggi badan, berat badan, tes mata, tes buta warna, tensi, tes darah, tes dokter, dan tes urin. Berhubung tes kesehatan waktu itu jalur PMDP tidak banyak antrian, tes berjalan dengan lancar dan cepat.
Menunggu pengumuman tes kesehatan tidak terlalu lama. Selang beberapa hari pengumuman dapat dilihat secara online. Saya pun lolos lagi, Alhamdulillah.
Langkah selanjutnya tinggal membayar biaya UKT/SPP, PPS/ospek, dan seragam. Untuk pembayaran kita mau atau tidak mau harus membayarnya. Diberi waktu hanya seminggu. Kecuali yang biaya PPS, dapat kelonggaran pembayaran lebih lama.
Waktu itu saya baru sempat membayar biaya UKT, orang tua suruh saya ikut lagi jalur uji tulis untuk ke Jurusan Okupasi Terapi. Saya menolak sebetulnya karena saya gak mau lagi belajar untuk pesiapannya. Namun karena diberi informasi sekilas tentang Jurusan Okupasi Terapi dari orang tua akhirnya saya iyakan. Seminggu sebelum penutupan jalur uji tulis Poltekkes Kemenkes Surakarta saya mendaftarakan diri dengan memilih Jurusan OkupasiTerapi. Dengan waktu yang begitu mepet tidak memungkinkan saya untuk belajar. Tes pun saya hanya mengandalkan sisa-sisa belajar materi UN yang masih samar-samar lupa di otak saya. Wkwkwkkk...
Waktu pengumuman tiba dan saya cek di web sipenmaru poltekkes ternyata saya lolos. saya senang sekali karena mungkin ini jalan saya yang ditakdirkan oleh Sang Kholiq. Pasalnya saat saya uji tulis di salah satu PTN saya tidak lolos. Padahal sudah saya niatkan untuk belajar siang dan malam. Tapi kalau bukan takdirnya ya tidak akan bisa masuk.
Lanjut tes kesehatan, saat jalur uji tulis, tes kesehatan diselenggarakan waktu Bulan Ramadhan dan pengalaman banget karena ditusuk jarum lagi, jadi dua kali ditusuk jarum. Strong banget dah... Yang diteskan pun sama seperti saat jalur PMDP. Bedanya jalur uji tulis, tes kesehatannya pesertanya membludak. banyak calon mahasiswa yang ikut tes kesehatan. Bahkan waktu itu sampai antri 2 jam lebih. Ngoyot di sana.
Pengumuman tes kesehatan sama juga seperti jalur PMDP beberapa hari dan dapat dilihat secara online. Saya cek pengumuman milik saya sendiri dan Alhamdulillah saya lolos. Akhirnya di sini yang bikin bimbang banget. Antara lanjut jamu atau okupasi terapi. Soalnya di Jurusan Jamu saya sudah bayar UKT yang lumayan menguras kantong orang tua. Dengan saran orang tua akhirnya saya memilih Jurusan Okupasi Terapi.
Setelah bayar biaya UKT, seragam dan PPS berakhirnya masa pusing milih kuliah kemana. Tinggal menunggu tanggal masuk pertama untuk PPS.
Dan sampai jumpa di Jurusan Okupasi Terapi. :D